Proses Fermentasi
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hydrogen. Ragi dikenal sebagai bahan
yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir,
anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Pada
Erlenmeyer A di tuangkan gula (glukosa) sebagai bahan dari fermentasi alcohol.
Massa gula sebagai bahan utama memberikan pengaruh yang jelas terhadap hasil
proses fermentasi. Dengan massa yang semakin banyak maka hasil proses
fermentasi semakin banyak pula waktu yang di perlukan untuk memudarkan metilin
blue menjaadi bening (jika metilin blue yang di teteskan dalam jumlah sama)
akan semakin cepat karena bahan dasar yang di larutkan lebih banyak dengan
volume air yang sama. Massa gula juga berpengaruh terhadap kenaikan suhu.
Semakin banyak massa gula, kenaikan suhu akan semakin tinggi. Selain itu, massa
juga berpengaruh terhadap volume air yang di hasilkan dari proses fermentasi,
jumlah gelembung, aroma dan rasa. Semakin banyak massa maka penambahan volume
hasil fermentasi, jumlah gelembung, aroma dan rasa. Pada percobaan di gunakan
air hangat karena proses fermentasi lebih cepat pada keadaan gelap dan hangat.
Penjemuran set alat di bawah sinar matahari
di lakukan untuk mempertahankan kondisi hangat sehingga proses
fermentasi akan lebih cepat daripada di lakukan di dalam ruangan.
Pada
Erlenmeyer B di tambahkan metilin blue untuk membuktikan CO2 sebagai
hasil fermentasi. Semakin cepat pudarnya warna air menandakan bahwa CO2 yang
dihasilkan semakin banyak. Namun, pudarnya warna air bergantung pula dengan
banyaknya metilin blue yang di teteskan pada air tersebut. Semakin banyak
tetesan metilin blue maka semakin lama pudarnya warna air meskipun CO2 yang di
hasilkan sama dengan CO2 yang di hasilkan oleh Erlenmeyer lain yang lebih
sedikit di tetesi metilin blue.
Pada
Erlenmeyer C hanya di isi dengan air saja bertujuan untuk menyeimbangkan
tekanan yang terjadi pada Erlenmeyer A karena terjadinya perubahan suhu akibat
di jemur di bawah sinar matahari.
Mengukur
perubahan suhu yang terjadi di lakukan untuk membuktikan ATP sebagai hasil
fermentasi karena ATP hasil fermentai di
ubah menjadi energy panas sehingga akan terjadi kenaikan suhu pada larutan gula
sebagai bahan dasar fermentasi.
Bertambahnya
H2O pada Erlenmeyer A menandakan bahwa fermentasi juga menghasilkan H2O. H2O yang di hasilkan berupa
gelembung-gelembung yang kemudian akan mencair menjadi air.
Pengamatan
terhadap aroma dan rasa di lakukan untuk membuktikan bahwa fermentasi
menghasilkan alcohol yang beraroma asam( seperti bau tape) dan rasanya manis
asam.
Dalam
penelitian ini, tidak di dapatkan selisih waktu dan suhu yang teratur seperti
yang ada dalam teori karena dalam percobaan terjadi human error diantaranya
1. Kurang
teliti dalam pengukuran suhu
2. Perbedaan
metilin blue yang di teteskan dalam Erlenmeyer A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar