Kram Otot
Kram otot adalah nyeri yang diakibatkan oleh konstraksi terus menerus
yang dialami oleh otot atau kelompok otot. Kram otot ini dapat mengenai
semua jenis otot, terutama pada otot-otot besar seperti perut, kaki dan
tangan.
Nyeri akibat kram otot dapat berlangsung selama beberapa detik hingga
menit dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Daerah yang paling
sering terkena kram otot biasanya adalah otot betis bagian bawah dan
otot belakang lutut.
Penyebab kram
Pada umumnya penyebab kram otot tidak diketahui secara pasti (dalam
dunia medis dikenal dengan istilah idiopatik), dan bisa disebabkan oleh
kombinasi dari berbagai faktor. Beberapa kondisi yang berisiko
menyebabkan terjadinya kram adalah kondisi otot yang terlalu lelah,
penggunaan konstraksi otot yang tiba-tiba (kurang pemanasan dan
peregangan), serta gangguan sirkulasi darah ke otot.
Selain yang bersifat idiopatik, kram otot dapat pula disebabkan oleh
penyakit tertentu yang spesifik. Dalam kondisi ini, kram merupakan salah
satu dari gejala pada penyakit atau keadaan tersebut. Beberapa penyakit
dan kondisi yang juga merupakan penyebab dari kram otot adalah:
- Efek samping dari beberapa jenis obat, seperti obat-obatan kardiovaskuler (diuretik, nifedifine), obat saluran cerna (cimetidine), modifikasi lemak tubuh (statun, fibrat), obat saluran napas (salbutamol, terbutalin), dan lain-lain.
- Dehidrasi/kekurangan cairan tubuh.
- Ketidakseimbangan elektrolit tubuh (kadar kalsium, kalium, atau natrium yang terlalu rendah).
- Kehamilan, terutama pada trimester terakhir (minggu ke 28-40).
- Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
- Penyempitan pembuluh darah kaki yang menghambat sikulasi darah.
- Gangguan saraf, bisa diakibatkan oleh kekurangan vitamin B complex.
- Gangguan hati, seperti sirosis hati.
Pencegahan dan pengobatan kram otot
Beberapa upaya pencegahan untuk kram otot adalah:
- Melakukan peregangan sebelum tidur, hal ini dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko terjadinya kram saat bangun tidur.
- Mengkonsumsi cukup cairan untuk menghindari dehidrasi, dengan demikian risiko kram berkurang.
- Mengkonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang cukup. Ini untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh sekaligus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.
- Tidur dengan posisi yang baik, terutama mengusahakan agar otot-otot dapat serileks mungkin. Penggunaan selimut juga harus diperhatikan agar tidak terlalu rapat terutama pada bagian kaki.
- Membiasakan diri melakukan peregangan di sela-sela aktivitas fisik ketika melakukan pekerjaan yang berdurasi lama, seperti duduk atau mengetik.
- Jika terjadi kram, yang harus dilakukan pertama kali adalah menahan otot pada saat berkonstraksi dengan arah berlawanan. Hal ini ditujukan agar otot-otot yang berkonstraksi dapat kembali ke posisinya semula.
Selain saran-saran diatas, konsumsi obat-obatan tertentu untuk meredakan
nyeri juga dapat dilakukan ketika terjadi kram, namun seringkali kurang
bermanfaat karena efek obat biasanya tidak cukup cepat. Tetapi, jika
sensasi nyeri akibat kram masih berlanjut, obat-obatan anti nyeri dapat
dipertimbangkan untuk dikonsumsi.(dr. Hilmi Sulaiman Rathomi/Lentera)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar